editing foto

terimakasih telah berkunjung salam kenal dari saya dhanif jasa pembuatan warnet

Kamis, 23 September 2010

Masjid Mochammad Cheng Hoo (Pandaan - Sby)



Masjid Laksamana Cheng Hoo. 
Liputan6.com, Surabaya: Beragam arsitektur masjid terdapat di Kota Surabaya, Jawa Timur. Salah satunya masjid Cheng Hoo yang bergaya arsitektur Tionghoa. Selain itu masjid ini juga mempunyai keistimewaan lainnya, yakni terdapat nuansa kristiani di dalamnya yang menandakan Islam menghormati agama lainnya.

Pembangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo terinspirasi dari Laksamana Cheng Hoo yang merupakan penyebar agama Islam di Tionghoa. Saat memasuki masjid, pengunjung disuguhkan relief Muhammad Cheng Hoo bersama armada kapal yang digunakannya dalam mengarungi Samudera Hindia.

Masjid yang berkapasitas 200 jamaah ini dibangun pada pertengahan Oktober 2001 dan membutuhkan waktu 6 bulan untuk penyelesaiannya. Rancangan awal Masjid Muhammad Cheng Hoo ini diilhami dari bentuk Masjid Niu Jie di Beijing.

Bangunan masjid ini berarsitektur khas Tionghoa, dengan warna merah dan kuning keemasan. Atap masjid juga berbentuk persegi delapan, yang bermaksna keberuntungan dan kejayaan.

Dalam Bulan Ramadan, masjid ini tidak pernah sepi. Tak hanya pengunjung yang ingin beribadah mendatangi masjid tersebut, ada juga yang menyempatkan diri untuk melihat arsitektur masjid tersebut. Meski masjid ini tidak terlalu besar, namun memliki arti yang besar. (MEL)

Rico Anggara 








Masjid Muhammad Cheng Hoo, Surabaya

img: masjid muhammad cheng hoo

Beberapa fakta yg mungkin kamu perlu tau tentang Masjid Muhammad Cheng Hoo:

Masjid Muhammad Cheng Hoo dibangun atas gagasan H. M. Y. Bambang Sujanto dan teman-teman Pembina Imam Tauhid Islam (PITI). Pembangunannya dimulai tanggal 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Pada tanggal 13 Oktober 2002 proses pembangunan selesai dan masjid sudah dapat digunakan untuk beribadah. Masjid diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia (Bapak Prof. Dr. Said Agil Husain Al-Munawar, MA.) pada tanggal 28 Mei 2003.

Kompleks Masjid Muhammad Cheng Hoo dibangun di atas tanah seluas 3.070 meter persegi. Rancangan awal Masjid Muhammad Cheng Hoo di Surabaya diilhami dari bentuk Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Masjid ini dibangun dengan konsep tanpa pintu sebagai simbol keterbukaan. Siapa pun, dari etnis apapun, berhak menggunakan masjid ini untuk beribadah. Masjid ini diharapkan dapat menjembatani segala perbedaan dalam masyarakat Indonesia.

Secara keseluruhan Masjid Muhammad Cheng Hoo berukuran 21 x 11 meter, dengan bangunan utama 11 x 9 meter. Pada sisi utara dan selatan bangunan utama terdapat bangunan pendukung yang lebih rendah daripada bangunan utama. Ukuran 11 meter pada bangunan utama masjid diambil dari ukuran panjang/lebar Ka'bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Sedangkan ukuran 9 meter inspirasinya didapat dari sejarah Walisongo yang melaksanakan syi'ar Islam di tanah Jawa. Masjid Muhammad Cheng Hoo mampu menampung hingga 200 orang jamaah.

Arsitekturnya yang menyerupai bangunan kelenteng adalah gagasan untuk menunjukkan identitas sebagai muslim Tionghoa di Indonesia dan untuk mengenang leluhur warga Tionghoa yang mayoritas beragama Buddha. Bagian atas dari bangunan utama bertingkat 3 dari pengaruh Hindu Jawa. Bentuknya menyerupai pagoda, berbentuk segi 8 (pat kwa). Angka 8 dalam bahasa Tionghoa disebut Fat yang berarti jaya dan keberuntungan. Anak tangga di bagian serambi masjid berjumlah 5, representasi rukun Islam. Sedangkan anak tangga di bagian dalam masjid berjumlah 6, representasi rukun iman.

Pada bagian depan bangunan utama terdapat ruangan yang dipergunakan oleh imam untuk memimpin sholat dan khotbah yang sengaja dibentuk seperti pintu gereja, ini menunjukkan bahwa Islam mengakui dan menghormati keberadaan Nabi Isa AS sebagai utusan Allah yang menerima Kitab Injil bagi umat Nasrani. Juga menunjukkan bahwa Islam mencintai hidup damai, saling menghormati dan tidak mencampuri kepercayaan orang lain.

Warna dominan pada bangunan masjid: merah, kuning, biru dan hijau. Dalam kepercayaan Tionghoa, warna merah adalah simbol kebahagiaan, warna kuning adalah simbol kemashyuran, warna biru adalah simbol harapan, dan warna hijau adalah simbol kemakmuran.

Pada sisi utara masjid terdapat relief Muhammad Cheng Hoo bersama armada kapal yang digunakannya dalam mengarungi Samudera Hindia. Relief ini memiliki pesan kepada muslim Tionghoa di Indonesia pada khususnya agar tidak risih dan sombong sebagai orang Islam. Orang Tionghoa menjalankan ajaran Islam bukanlah merupakan hal yang aneh atau luar biasa. Hal itu adalah wajar, karena 600 tahun yang lalu pun sudah ada laksamana Tionghoa yang taat menjalankan ajaran Islam bernama Muhammad Cheng Hoo. Beliau juga turut mensyi'arkan agama Islam di tanah Indonesia.

Fasilitas yang ada di dalam kompleks Masjid Muhammad Cheng Hoo antara lain: kantor, sekolah TK, lapangan olah raga, kelas kursus bahasa mandarin dan kantin. Fasilitas tersebut disediakan demi kenyamanan beribadah dan untuk mempererat tali silaturahmi sesama umat. Selain itu banyak juga kegiatan sosial yang diselenggarakan PITI mengambil tempat di kompleks masjid ini, beberapa diantaranya: distribusi sembako murah, donor darah, serta pengobatan akupunktur.

Alamat Masjid Muhammad Cheng Hoo:
Jalan Gading No. 2,
Kelurahan Ketabang,
Kecamatan Genteng,
Surabaya 60272.
(Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa)
Tel. (031) 5342112, 5342224.





 nemu dari beberapa blog
maaf klok repost   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar